Valuasi Ekonomi Taman Nasional Bali Barat Dengan Pendekatan Travel Cost Method

Taman Nasional Bali Barat merupakan satu-satunya taman nasional di Pulau Bali yang jug merupakan kawasan pelestarian alam dengan ekosistem asli dan merupakan habitat terakhir bbagi burung Curik Bali. Taman Nasional Bali Barat terletak di ujung barat Pulau Bali, sekitar 2 km dari Pelabuhan Gilimanuk. Lokasinya berada pada dua kabupaten yaitu Jembrana dan Buleleng.

Taman Nasional Bali Barat merupakan aset yang dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan TNBB pada khususnya dan masyarakat Bali pada umumnya. Walaupun terletak di ujung barat Pulau Bali, namun kunjungan wisatawan yang datang ke Taman Nasional Bali Barat cenderung stabil. Selama ini aktivitas ekonomi dominan yang berlangsung di kawasan TNBB adalah kegiatan ekowisata dengan mengandalkan daya tarik kawasan, berupa wisata bahari seperti diving dan snorkeling, serta aktivitas di darat seperti jungle tracking, birdwatching, dll.


Penilaian sumber daya alam adalah alat ekonomi yang digunakan untuk mengestimasi nilai uang dari barang dan jasa yang diberikan oleh sumber daya alam melalui teknik penilaian tertentu. Barang dan jasa yang dihasilkan dari sumber daya alam dan lingkungan seperti nilai rekreasi, nilai keindahan, dan sebagainya yang tidak dapat diperdagangkan dan sulit mendapatkan data mengenai harga dan kuantitas dari barang dan jasa tersebut. Dengan adanya objek wisata yang terdapat di Taman Nasional Bali Barat, potensi kunjungan akan naik, sehingga meningkatkan resiko terhadap kerusakan sumber daya alam. Penilaian suatu sumberdaya alam sangat penting dilakukan, untuk mengantisipasi kerugian/kerusakan yang mungkin akan ditimbulkan oleh banyaknya pengunjung. Berdasarkan pertimbangan tersebut, diperlukan sebuah studi dan kajian penilaian ekonomi dari Taman Nasional Bali Barat supaya dapat diketahui manfaat ekonomi yang dapat diperoleh dari Taman Nasional Bali Barat, khususnya manfaat rekreasional dan pemanfaatan lingkungan dan sumber daya Taman Nasional Bali Barat. Penilaian ekonomi sangat penting dilakukan karena dengan adanya penilaian ekonomi terhadap Taman Nasional Bali Barat, kesalahan-kesalahan di dalam pembuatan rencana alokasi sumber daya alam dan rencana pengelolaan ke depan dapat dihindarkan.


Tujuan dari kajian atau studi ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kunjungan ke Taman Nasional Bali Barat serta memperkirakan estimasi nilai ekonomi Taman Nasional Bali Barat menggunakan Travel Cost Method (TCM). Dalam menentukan fungsi permintaan untuk kunjungan ke tempat wisata, pendekatan individual TCM menggunakan teknik ekonometrika regresi sederhana (OLS). Hipotesis yang digunakan adalah bahwa kunjungan ke tempat wisata akan sangat dipengaruhi oleh biaya perjalanan (travel cost) dan diasumsikan berkolerasi negatif sehingga diperoleh kurva permintaan yang memiliki kemiringan negatif.


Surplus konsumen dapat diestimasi dengan menggunakan data jumlah kunjungan dalam periode tertentu sebagai variabel dependen dan data travel cost sebagai variabel independen. Hubungan antara jumlah kunjungan dan travel cost diharapkan negatif, artinya jika travel cost naik maka jumlah kunjungan turun. Hal ini juga berarti surplus konsumen akan turun jika travel cost naik.


Data-data yang digunakan dalam studi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer meliputi jumlah kunjungan responden ke Taman Nasional Bali Barat, biaya perjalanan (travel cost) termasuk biaya waktu selama berwisata, tingkat pendapatan keluarga responden, persepsi responden terhadap kualitas lokasi objek wisata serta ada atau tidaknya lokasi pengganti objek wisata yang sejenis. Data sekunder dalam studi ini adalah data jumlah pengunjung di Taman Nasional Bali Barat dari tahun ke tahun.
Nilai ekonomi Taman Nasional Bali Barat merupakan total nilai surplus konsumen dalam periode waktu yang tidak terbatas (selama-lamanya). Untuk menghitung nilai ekonomi ini dapat menggunakan konsep anuiti keabadian (year purchase in perpetuity). Menurut Hidayati dan Harjanto (2003: 66) konsep ini dilakukan untuk menilai pada masa kini atau masa sekarang atas penerimaan Rp1,00 yang diterima tiap tahun sampai batas waktu yang tidak terbatas.


Pada penelitian kali ini, peneliti hanya menggunakan responden yang berasal dari wisatawan dalam negeri yang berjumlah 100 responden, yang didominsai oleh wisatawan dari Provinsi Bali. Dari hasil kuesioner, rata-rata pengunjung melakukan kunjungan ke Taman Nasional Bali Barat pada tahun sebelumnya sebesar 2,23 kali kunjungan, paling sedikit adalah satu kali kunjungan dan paling banyak adalah 4 kali kunjungan.


Rata-rata pendapatan responden adalah sebesar Rp5.136.510,00, dengan pendapatan terkecil sebesar Rp1.850.000,00 dan pedapatan terbesar adalah Rp18.100.000,00. Biaya perjalanan yang dikeluarkan untuk mengunjungi Taman Nasional Bali Barat adalah Rp114.000,00 hingga Rp1.358.000,00 dengan rata-rata sebesar Rp751.743,00.


Dari 100 responden, 12 diantaranya menyatakan bahwa kualitas lingkungan di Taman Nasional Bali Barat tidak bagus, dan 88 responden menyatakan kualitas lingkungan di Taman Nasional Bali Barat bagus. Dalam hal ada atau tidaknya tempat wisata lain yang sejenis di wilayah Bali yang dikunjungi responden, 46 responden menyatakan tidak terdapat lokasi tempat wisata yang sejenis, sisanya sebesar 54 responden menyatakan terdapat lokasi tempat wisata yang sejenis.


Analisis ditekankan pada kesesuaian tanda koefisien variabel bebas dengan teori ekonomi maupun penelitian empiris sebelumnya, serta makna dari nilai koefisien variabel bebas dalam model. Hasil analisis regresi adalah model fungsi jumlah kunjungan individu sebagai berikut:

r = 3,320723 - 0,00000145tc + 0,0000000156Y + 0,307173z1 - 0,651363z2

R2 = 0,6609448

Adj-R2 = 0,593004

F-stat = 37,06142


Koefisien regresi dari variabel travel cost adalah sebesar -0,00000145 menunjukkan bahwa variabel independent memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah kunjungan individu ke Taman Nasional Bali Barat. Maksudnya adalah ketika biaya perjalanan semakin tinggi, maka kunjungan ke lokasi tempat wisata akan menurun. Koefisien regresi dari variabel pendapatan keluarga (income) adalah sebesar 0,0000000156 menunjukkan bahwa variabel independent memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap jumlah kunjungan individu ke Taman Nasional Bali Barat. Hal ini memberikan pengertian bahwa masyarakat dengan penghasilan besar maupun kecil tidak ada kaitannya dengan seseorang akan berkunjung ke suatu lokasi wisata. Koefisien regresi dari variabel dummy kualitas lingkungan sebesar 0,307173 menunjukkan bahwa variabel independent memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah kunjungan individu ke Taman Nasional Bali Barat. Koefisien regresi dari variabel dummy substitusi sebesar -0,651363 menunjukkan bahwa variabel independent memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah kunjungan individu di Taman Nasional Bali Barat.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata surplus konsumen individu berada pada interval Rp964.113,2561 – Rp2.680.127,477. Untuk dapat memperoleh nilai ekonomi Taman Nasional Bali Barat, maka nilai rata-rata surplus konsumen dikalikan dengan jumlah individu total pengunjung di Taman Nasional Bali Barat selama periode tertentu (misalnya 1 tahun). Berdasarkan data jumlah kunjungan pada tahun 2013, maka dapat diestimasi nilai ekonomi Taman Nasional Bali Barat per tahun berada pada interval Rp32.267.906.570,00 – Rp89.701.186.530,00.

Selanjutnya adalah menilai present value nilai ekonomi Taman Nasional Bali Barat. Dengan menggunakan konsep annuity keabadian (year purchase in perpetuity), maka dengan asumsi tingkat suku bunga (free risk rate) 7,5%, maka nilai ekonomi berada pada interval Rp430.238.754.300,00 – Rp1.196.015.820.000,00. Nilai ekonomi yang diperoleh dari travel cost method hanya mengestimasi nilai rekreasi saja, padahal selain nilai rekreasi, juga memiliki nilai jasa lingkungan lainnya, seperti mengurangi polusi, sebagai daerah resapan air, daerah tangkapan air, keindahan alam dari dasar laut hingga puncak gunung, dll. yang belum terkuantifikasi dalam penelitian ini.


#valuasiekonomi
#valuasiekonomitamannasional
#valuasiekonomitamannasionalbalibarat
#tamannasional
#tamannasionalbalibarat
#balibarat

Komentar