2 tahun, Damar Rafi Dirgantara






Sudah dua tahun aja kamu, Le... 22 Mei 2018...

Hanya berselang 16 hari kepergian kakungmu, yang sudah menantikan kehadiranmu. Ya, hanya 16 hari, yang membuat rencana awal berubah. Kamu yang rencana akan lahir di Pulau Bali, biar terlihat keren ketika menulis Tempat & Tanggal Lahir, harus boyongan pulang ke Jawa, karena kakungmu sudah dipanggil Yang Maha Kuasa, tepat di hari jumat, setelah orang-orang pulang jumatan.

Bapak masih ingat, ketika suara tangismu untuk pertama kali terdengar di seluruh penjuru rumah sakit, sore hari sebelum magrib.
Beberapa hari berikutnya, kamu haris menjalani blue light selama beberapa hari, dan Bapak Ibuk hanya bisa menengok, tanpa boleh mendampingi, asi pun diberikan dengan sendok. Suntikan jarum di tanganmu membuat hati Bapak Ibukmu tersayat, menetes air mata ini.

Maaf, Le...Bapak hanya bisa menemani selama beberapa hari saja, karena harus balik lagi ke kantor, yang jaraknya tidak hanya dua emutan permen karet, yang dikunyah ketika kantuk melanda saat mengemudikan kendaraan. Tapi tenang, sebelum lebaran Bapak sudah pulang, menemuimu dan Ibukmu. Jangan lupa siapkan fisik, karena kita nanti habis lebaran akan melakukan perjalanan yang cukup panjang.

Usia 40 hari, sehabis lebaran, kita menempuh perjalanan yang cukup panjang, Tulungagung-Tuban-Bali. Alhamdulillah, kamu bisa menikmatinya, dan gak rewel.

Hidup bertiga di perantauan, ngontrak rumah, tanpa sanak saudara, membuat Bapak Ibuk menjadi pribadi yang tegar menghadapi kehidupan. Semoga kamu juga Le, menjadi pribadi yang gak manja, jangan cengeng. Bahaya kalo manja, sudah ada ultimatum dari Om Bonenk, bisa di cemplungin ke laut, hahaha...

Tapi gapapa, kamu sudah Bapak ajarkan bagaimana teknik berenang di laut sejak usia 7 bulan. Dan sejak itu juga kamu sudah mandi air dingin, gak perlu pake air hangat lagi, walaupun di gunung sekalipun.

Masih banyak yang harus kita lalui bersama-sama Le,...naik kereta api, naik pesawat, naik odong-odong seperti yang Bapak janjikan beberapa hari yang lalu. Kalo naik perahu, kapal laut, ah, hampir tiap weekend kita nyebrang ke Banyuwangi, walau hanya sekedar melihat lampu merah, yang gak ada di Gilimanuk. Bis? Kita sudah pernah naik bis sampai Madura, makan bebek sinjay, nyebrang Jembatan Suramadu, beli oleh-oleh clurit khas Madura, walau hanya berupa gantungan kunci.

Oke Le, selamat ulang tahun, semoga Allah SWT menjadikanmu sebagai manusia yang berguna bagi keluarga, agama, bangsa dan negara, dan selalu mendapatkan ridho-Nya. Le, senyum kebahagiaanmu membuat Bapak Ibuk semakin kuat, Bapak Ibuk akan selalu memberikan yang terbaik untukmu.

Aamiin.

Komentar