Menuju E-PNBP

Menuju E-PNBP
Oleh: Ganda Diarsa*


Sore itu suasana di kantor sedang sibuk. Bagian perencanaan sedang menyiapkan rencana kegiatan tahun depan, bendahara pengeluaran merekap kuitansi-kuitansi pembelian, petugas fungsional mengumpulkan laporan. Yang tidak terlewatkan adalah tim PNBP, mereka sedang sibuk menghitung ‘uang tiket’ yang laku terjual. Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap bulan Juli-September kunjungan wisatawan terutama mancanegara sedang mengalami kenaikan yang signifikan.

Hembusan isu akan datangnya tim pemeriksa dari inspektorat tidak membuat ciut nyali tim PNBP, karena memang di dalam internal tim sudah tersusun dengan rapi sistem administrasi. Tim ini hanya terdiri dari tiga orang, atasan langsung bendaharawan (atlas), bendahara penerimaan dan sekretaris, dengan tugas yang cukup berat bagi masing-masing anggota tim. Namun mereka bisa bekerja cukup efektif dan efisien,  karena memang mereka adalah orang-orang yang qualified di bidangnya.

Selain itu tim PNBP ini di support penuh oleh pimpinan. Jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, pimpinan siap berdiri tegak di belakang tim. Itulah hebatnya pimpinan ini.

Pelayanan pengunjung di kawasan Balai Taman Nasional Bali Barat sudah menerapkan E-tiketing, sehingga dalam pengelolaannya makin mudah dan cepat karena sudah tersistem di dalam komputer. Pengunjung yang akan berkunjung ke Taman Nasional Bali Barat, bisa membeli tiket langsung (go show) di pintu masuk maupun membeli secara online lewat aplikasi yang terdapat di gawai (smartphone) dengan cara memesan dan membayar melalui transfer,  kemudian mendapatkan kode pesan dan kode batang (barcode) yang nantinya bisa ditukar menjadi tiket masuk kawasan. Mirip seperti kita pada saat membeli tiket pesawat, tiket kereta api maupun memesan kamar hotel secara online.

Pada pintu masuk kawasan serta di kantor Balai Taman Nasional Bali Barat terdapat mesin pemindai yang digunakan untuk memindai kode pesan dan kode batang bagi pengunjung yang membeli tiket online. Pintu masuk kawasan taman nasional terdapat di beberapa lokasi, yaitu di Karangsewu, Tegal Bunder, Labuan Lalang dan Banyumandi. Semua pengunjung wajib lewat pintu masuk tersebut. Sehingga dalam pemantauan pengunjung bisa dilaksanakan dengan mudah. Jika terdapat pengunjung yang tidak dapat menunjukkan tiket masuk pada saat pemeriksaan dari petugas, para petugas berhak untuk ”mengusir” pengunjung tersebut dari kawasan menuju loket penjualan tiket.

Rampingnya tim PNBP membuat pekerjaan berjalan efektif dan efisien. Bendahara penerima setiap sore berkeliling ke masing-masing pintu masuk, untuk mengambil ‘uang tiket’ yang terjual, dan pada hari berikutnya menyetorkan ke bank. Sekretaris bertugas mencatat setiap detail administrasi. Atlas bertanggung jawab terhadap pengelolaan PNBP. Sudah tidak ada lagi petugas pemungut maupun penjual tiket, semua diserahkan ke pihak ketiga.

Namun itu semua masih dalam perencanaan ke depan.


*) PEH Muda, diperbantukan pada bagian program anggaran Balai Taman Nasional Bali Barat

Komentar