Press Release Pelepasliaran Burung Curik Bali


8 Nopember 2012

Taman Nasional Bali Barat merupakan salah satu kawasan pelestarian alam di Bali yang memiliki ekosistem asli dan merupakan habitat terakhir bagi burung Curik Bali (Leucopsar rothschildi, streesman 1912) dan banteng (Bos javanicus). Taman Nasional Bali Barat selain fungsi ekologis dapat dimanfaatkan untuk ilmu pengetahuan, penelitian, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.493/Kpts-II/1995 tanggal 15 September 1995, telah ditunjuk Taman Nasional Bali Barat dengan luas kawasan 19.002,89 Ha yang terdiri dari 15.587,89 Ha berupa wilayah daratan dan 3.415 Ha berupa perairan yang secara administratif terletak di Kabupaten Jembrana dan Kab. Buleleng. Taman Nasional Bali Barat dikelola dengan sistem zonasi, dimana sesuai dengan SK Direktur Jenderal PHKA No.SK.143/IV-KK/2010 tanggal 20 September 2010 tentang Zonasi Taman Nasional Bali Barat.
Prinsip pengelolaan kawasan Taman Nasional yang dikenal dengan 3 P (Perlindungan, Pengawetan dan Pemanfaatan secara lestari) dan seiiring dengan visi Balai Taman Nasional Bali Barat yang tertuang dalam Rencana Stratejik (2010 – 2014) yaitu Tercapainya Pengelolaan TNBB yang efektif dan kolaboratif guna menopang optimalisasi fungsi kawasan secara ekologis, social, ekonomi dan budaya perlu peran serta berbagai pihak dalam pengelolaannya. Balai TNBB selaku pengelola dalam pengelolaan terhadap keunikan bentang alam di Taman Nasional Bali Barat dengan keanekaragaman jenis hayati yang hidup pada tipe hutan diantaranya terumbu karang, padang lamun, mangrove, hutan pantai, savanna, hutan musim, hingga hutan hujan dataran rendah (evergreen) menekankan pada pengelolaan yang berkelanjutan (sustainable development). Selain itu pemanfaatan secara lestari obyek dan daya tarik wisata alam dlaam rangka peningkatan PNBP, juga tetap dilakukan pengamanan kawasan hutan dan pengawetan keanekaragaman hayati.
Berdasarkan data statistik tahun 2011, burung Jalak Bali di alam berjumlah 21 ekor, sementara di PPJB berjumlah 129 ekor. Laju perkembangan populasi yang fluktuatif dari tahun 1977-2011 dimana trend penurunan populasi lebih tinggi dari tahun ke tahun disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya karena faktor alam (air dan jenis tanaman pakan), predator serta satwa pesaing pakan dan faktor internal dari burung tersebut seperti kualitas gen dan hasil penangkaran.
Untuk itu upaya terbaik untuk saat ini ialah program pemulihan populasi burung Jalak Bali di habitat dalam rangka mendukung populasi yang telah ada di alam dan kuantitas induk yang produktif selain juga tetap melakukan pegembangbiakan dengan kegiatan pembinaan populasi Jalak Bali (PPJB), pembinaan habitat dan upaya-upaya ex-situ lainnya seperti penangkaran dan kampanye pelestarian Jalak Bali. Kegiatan pelepasliaran dilaksanakan tanggal 8 Nopember 2012, dilepasliarkan sebanyak 10 (sepuluh) ekor oleh Direktur Jenderal PHKA, Kementerian Kehutanan. Burung Jalak Bali yang merupakan hasil pengembangbiakan di PPJB, Tegal Bunder dimana rata-rata telah berumur diatas 1 tahun dan telah dilatih dikandang habituasi selama sekitar 1 bulan. Kegiatan pelepasliaran dilaksanakan di Teluk Brumbun yang merupakan zona rimba dari Taman Nasional Bali Barat.
Upaya lain yang telah di kerjakan Balai Taman Nasional Bali Barat untuk pemulihan populasi Jalak Bali di alam yang juga merupakan maskot Provinsi Bali, ialah dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat di desa penyangga seperti penangkaran burung Jalak Bali berbasis masyarakat oleh Kelompok Penangkar Curik Bali Manuk Jegeg di Sumberklampok yang mana telah memperoleh ijin penangkar sebanyak 12 penangkar dan mendapatkan burung jalak Bali sebanyak 30 ekor dengan sistem bredding loan dan hingga saat ini (2011 s/d 2012) telah menghasilkan 13 ekor anakan/ piyik (sumber : laporan monev APCB dan hasil supervisi TNBB). Upaya lainnya ialah dengan penyusunan Rencana Induk/ Grand Desain pelestarian Curik Bali tahun 2013-2017. Pembinaan habitat dengan pengendalian jenis-jenis tanaman invasif mengganggu keberadaan sumber pakan Jalak Bali, melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka peningkatan kualitas SDM dan pengembagan teknologi. 



Berfoto dengan latar belakang Curik Bali yang akan dilepasliarkan

Pelepasliaran oleh Direktur KKH

Sambutan dan arahan dari Direktur KKH

Sambutan selamat datang oleh Kabalai TNBB

Penandatanganan berita acara oleh Direktur KKH

Penandatanganan berita acara oleh Kabalai TNBB

Penandatanganan berita acara oleh Kaseksi Wilayah II TNBB

Text oleh Arya Kusdyana
Foto oleh Ganda Diarsa

Komentar